STATISTIK
Senin, 18 Mei 2015
Sistem Bilangan / Himpunan Bilangan
Sistem Bilangan / Himpunan Bilangan
Himpunan Bilangan Asli: N = {1, 2, 3, 4, 5, · · ·}
Himpunan Bilangan Bulat: Z = {· · · ,−2,−1, 0, 1, 2, 3, · · ·}
Himpunan Bilangan Rasional: Q = { p
q
| p, q ∈ Z, q = 0}
Perhatikan gambar segitiga di samping. Panjang sisi miringnya
adalah
√
2. Apakah bilangan tersebut merupakan
bilangan rasional (periksa!).
Gabungan himpunan bilangan rasional dan irrasional disebut himpunan bilangan
real, disimbolkan R. Jelas N ⊂ Z ⊂ Q ⊂ R.
Notasi Interval: Misalkan a, b ∈ R,
1. (a, b) = { x |a < x < b} ( )
2. [a, b] = { x | a ≤ x ≤ b } [ ]
3. [a, b) = { x | a ≤ x < b} [ )
4. (a, b] = { x |a < x ≤ b } ( ]
5. (a,∞) = { x |x > a} (
6. [a,∞) = { x | x ≥ a }
7. (−∞, b) = { x |x < b}
8. (−∞, b] = { x | x ≤ b }
9. (−∞,∞) = R
Hati2: −∞dan∞bukan bilangan real, jadi tidak pernah termasuk dalam subset bilangan real.
Warsoma Djohan & Wono Setya Budhi / MA-ITB / 2008
Polinom / Suku Banyak
Bentuk umum: p(x) = a0 + a1x + a2x2 + · · · + anxn, dengan
n bilangan asli, a0, a1, · · · , an bilangan2 real (disebut koefisien dari polinom),
dan x bilangan real yang belum ditentukan (variabel).
Derajat polinom adalah nilai n terbesar yang koefisiennya tidak nol.
Contoh: p(x) = x4 − 2x3 − 7x2 + 8x + 12, derajat p(x) adalah 4.
Bilangan real t disebut akar dari polinom p(x) bila p(t) = 0.
Pada contoh terakhir, t = 2 adalah akar p(x),
sebab p(t) = p(2) = 24 − 2 · 23 − 7 · 22 + 8 · 2 + 12 = 0
Polinom Linear/Derajat Satu: p(x) = ax+b, a = 0 akarnya x = −b
a .
Polinom Kuadrat/Derajat Dua: p(x) = ax2 + bx + c, a = 0.
Akar-akarnya x1 = −b+
√
D
2a dan x2 = −b−
√
D
2a dengan D = b2− 4ac
Diskriminan
Di sini ada tiga kemungkinan akar:
• D > 0, Dua akar real berbeda (x1 = x2).
• D = 0, Dua akar kembar (x1 = x2).
• D < 0, tidak ada akar real.
Koefisien a menentukan kecekungan grafiknya. Bila a > 0 grafik cekung
ke atas (membuka ke atas) sebaliknya bilaa < 0 grafinya cekung ke bawah.
BilaD < 0 dana > 0 polinom disebut definit positif (ilustrasikan grafiknya!).
Bila D < 0 dan a < 0 polinom disebut definit negatif.
Sifat: Setiap polinom derajat n > 2 dapat difaktorkan atas faktor-faktor
linear / kuadrat definit. (Bukti, bonus !!!).
Contoh: p(x) = x6 − 1
= (x3 − 1) (x3 + 1)
= (x − 1) (x2 + x + 1) (x + 1) (x2 − x + 1)
Warsoma Djohan & Wono Setya Budhi / MA-ITB / 2008
Pertaksamaan Rasional
Bentuk umum:
A(x)
B(x) < C(x)
D(x)
A(x),B(x), C(x), dan D(x) masing-masing polinom.
Catatan: Tanda < dapat juga berupa ≤ , > atau ≥
Contoh: x3+1
x2−2x+8
≥ 3x
x5+3x−4
Himpunan dari semua titik x ∈ R yang ’memenuhi’ pertaksamaan tersebut
disebut solusi.
Langkah-Langkah menentukan solusi pertaksamaan rasional:
(dijelaskan seiring dengan pencarian solusi dari x+1
2−x
≥ x
x+3)
1. Tentukan ’daerah definisi’ dari pertaksamaan tersebut
2. Tambahkan kedua ruas dengan −C(x)
D(x), shg. diperoleh bentuk P(x)
Q(x) < 0
3. Faktorkan P(x) dan Q(x) atas faktor-faktor ’linier’ & ’kuadrat definit’.
4. Gambarkan garis bil. real dan tandai akar-akar dari P(x) dan Q(x).
• • •
5. Pada setiap ’subinterval’ yang terbentuk, ambil satu buah titik dan
periksa tanda dari P(x)
Q(x)
+ • - • - • +
6. Simpulkan solusi dari pertaksamaan tersebut.
Diskusi: Perhatikan langkah kelima di atas. Untuk menentukan tanda
dari P(x)
Q(x) sepanjang suatu subinterval, mengapa cukup kita uji pada satu
titik saja ? Jelaskan !
Latihan: Tentukan solusi dari: 2 ≤ x2 −x < 6
Hati-Hati:
• Jangan mengalikan pertaksamaan dengan bilangan yang tidak diketahui tandanya
ilustrasi: 1
x−1 < 1.
• Sebaiknya, hindari mencoret faktor yang sama, ilustrasi: (x−3)3 (x+1)
(x−3)2
≤ 0.
Harga Mutlak
Misalkan x ∈ R. Harga mutlak dari x, ditulis |x| =
−x x≤ 0
x x>0
Contoh: |3| = 3, | − 4| = 4, |0| = 0.
Sifat2: Misalkan a dan b bilangan-bilangan real,
1. |ab| = |a| |b|
2. ab=|a||b|
3. |a + b| ≤ |a| + |b| ilustrasi |3 + (−4)| ≤ |3| + | − 4|.
4. |a − b| ≥ | |a| − |b| |
Latihan:
1. Tuliskan tanpa tanda mutlak: (a) |x − 4| (b) |x + 2| + |x + 3|
2. Tentukan solusi dari (a) |x − 3| = x − 3 (b) |x − 1| = 2.
Akar Kuadrat
Misalkan x ≥ 0. Akar kuadrat dari x, ditulis
√
x adalah bilangan real
non-negatif a sehingga a2 = x.
Ilustrasi: (a)
√
9 = 3, (b)
(−4)2 = 4.
Secara umum : Bila b ∈ R maka
√
b2 = |b|.
Warsoma Djohan & Wono Setya Budhi / MA-ITB / 2008
Pertaksamaan yang memuat nilai mutlak dan akar kuadrat
Sifat2 (buktikan/ilustrasikan !):
• |x| < a ⇐⇒ −a < x < a
• |x| > a ⇐⇒ x < −a atau x > a
Untuk mencari solusi pertaksamaan yang memuat nilai mutlak / akar
kuadrat, usahakan menghilangkan nilai mutlak / akar kuadratnya, lalu
diselesaikan sebagai pertaksamaan rasional.
Contoh2:
1. |x − 4| ≤ 1.5
2. |2x + 3| ≤ |x − 3|
3. Benarkah pernyataan berikut ? −1 ≤ x ≤ 3 =⇒ |x| < 1
4. Tentukan bilangan positif δ supaya pernyataan berikut benar:
(a) |x − 2| < δ =⇒ |5x − 10| < 1
(b) |x − 2| < δ =⇒ |6x − 18| < 24.
5.
√
x − 1 < 1
Soal-Soal Latihan Mandiri:
1. |2x − 7| < 3
2. |2x − 3| > 3
3. |x − 2| < 3 |x + 7|
4. |x − 2| + |x + 2| > 7
5. |x − 2| + |x + 2| < 3
6. |x + 1
x
| ≤ 2
7. 1 < |x − 2| < 3
8. |x − 3| + |x − 2| + |x + 1| < 7
9. |x − 3| + |x − 2| + |x + 1| < 2
10. |x − 3| + |x − 2| + |x + 1| > 8
11. Cari bil. δ postif supaya
a. |x−5| < δ =⇒ |3x−15| < 6
b. |x−4| < δ =⇒ |3x−15| < 6
12. Tunjukan
|x| ≤ 2 =⇒ |2x2 + 3x + 2
x2 + 2
| ≤ 8
Warsoma Djohan & Wono Setya Budhi / MA-ITB / 2008
Sistem Koordinat Kartesius / Persegi Panjang
Pelopor: Pierre de Fermat (1629) & Ren´e Descartes (1637)
Sumbu horizontal dinamakan sumbu-x (absis) dan sumbu vertikal dinamakan
sumbu-y (ordinat). Setiap pasangan terurut bilangan (a, b) dapat
digambarkan sebagai sebuah titik pada koordinat tersebut dan sebaliknya,
setiap titik pada bidang koordinat Kartesius berkorespondensi dengan satu
buah pasangan bilangan (a, b).
Jarak dua titik di bidang
Misalkan P(x1, y1) dan Q(x2, y2) dua buah titik pada bidang, jaraknya
adalah d(P,Q) =
(x2 − x1)2 + (y2 − y1)2
Warsoma Djohan & Wono Setya Budhi / MA-ITB / 2008
Garis Lurus
Bentuk umum: Ax + By + C = 0 dengan A,B, dan C konstanta.
Nilai A dan B tidak boleh nol secara bersamaan.
Grafik garis lurus ditentukan oleh dua titik (x1, y1) dan (x2, y2) yang
memenuhi persamaan tersebut.
Hal2 khusus:
• Bila A = 0, persamaan berbentuk y = −C
B , grafiknya sejajar sumbu-x.
• Bila B = 0, persamaan berbentuk x = −C
A , grafiknya sejajar sumbu-y.
• Bila A,B tak nol, Ax + By + C = 0 ⇐⇒ y = −A
B x − C
B.
Misalkan (x1, y1) dan (x2, y2) dua titik pada
garis tersebut. Kemiringan garis didefinisikan
sebagai m = y2−y1
x2−x1
Buktikan bahwa m = −A
B .
Persamaan garis lurus yang melalui dua titik (x1, y1) dan (x2, y2) :
y − y1
y2 − y1
=
x − x1
x2 − x1
Persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik (x1, y1) :
y − y1 = m(x − x1)
Misalkan garis 1 dan 2 dua buah garis dengan kemiringan m1 dan m2.
Kedua garis tersebut sejajar ⇐⇒ m1 = m2
Kedua garis tersebut saling tegak lurus ⇐⇒ m1 · m2 = −1 (mengapa?)
Himpunan Bilangan Asli: N = {1, 2, 3, 4, 5, · · ·}
Himpunan Bilangan Bulat: Z = {· · · ,−2,−1, 0, 1, 2, 3, · · ·}
Himpunan Bilangan Rasional: Q = { p
q
| p, q ∈ Z, q = 0}
Perhatikan gambar segitiga di samping. Panjang sisi miringnya
adalah
√
2. Apakah bilangan tersebut merupakan
bilangan rasional (periksa!).
Gabungan himpunan bilangan rasional dan irrasional disebut himpunan bilangan
real, disimbolkan R. Jelas N ⊂ Z ⊂ Q ⊂ R.
Notasi Interval: Misalkan a, b ∈ R,
1. (a, b) = { x |a < x < b} ( )
2. [a, b] = { x | a ≤ x ≤ b } [ ]
3. [a, b) = { x | a ≤ x < b} [ )
4. (a, b] = { x |a < x ≤ b } ( ]
5. (a,∞) = { x |x > a} (
6. [a,∞) = { x | x ≥ a }
7. (−∞, b) = { x |x < b}
8. (−∞, b] = { x | x ≤ b }
9. (−∞,∞) = R
Hati2: −∞dan∞bukan bilangan real, jadi tidak pernah termasuk dalam subset bilangan real.
Warsoma Djohan & Wono Setya Budhi / MA-ITB / 2008
Polinom / Suku Banyak
Bentuk umum: p(x) = a0 + a1x + a2x2 + · · · + anxn, dengan
n bilangan asli, a0, a1, · · · , an bilangan2 real (disebut koefisien dari polinom),
dan x bilangan real yang belum ditentukan (variabel).
Derajat polinom adalah nilai n terbesar yang koefisiennya tidak nol.
Contoh: p(x) = x4 − 2x3 − 7x2 + 8x + 12, derajat p(x) adalah 4.
Bilangan real t disebut akar dari polinom p(x) bila p(t) = 0.
Pada contoh terakhir, t = 2 adalah akar p(x),
sebab p(t) = p(2) = 24 − 2 · 23 − 7 · 22 + 8 · 2 + 12 = 0
Polinom Linear/Derajat Satu: p(x) = ax+b, a = 0 akarnya x = −b
a .
Polinom Kuadrat/Derajat Dua: p(x) = ax2 + bx + c, a = 0.
Akar-akarnya x1 = −b+
√
D
2a dan x2 = −b−
√
D
2a dengan D = b2− 4ac
Diskriminan
Di sini ada tiga kemungkinan akar:
• D > 0, Dua akar real berbeda (x1 = x2).
• D = 0, Dua akar kembar (x1 = x2).
• D < 0, tidak ada akar real.
Koefisien a menentukan kecekungan grafiknya. Bila a > 0 grafik cekung
ke atas (membuka ke atas) sebaliknya bilaa < 0 grafinya cekung ke bawah.
BilaD < 0 dana > 0 polinom disebut definit positif (ilustrasikan grafiknya!).
Bila D < 0 dan a < 0 polinom disebut definit negatif.
Sifat: Setiap polinom derajat n > 2 dapat difaktorkan atas faktor-faktor
linear / kuadrat definit. (Bukti, bonus !!!).
Contoh: p(x) = x6 − 1
= (x3 − 1) (x3 + 1)
= (x − 1) (x2 + x + 1) (x + 1) (x2 − x + 1)
Warsoma Djohan & Wono Setya Budhi / MA-ITB / 2008
Pertaksamaan Rasional
Bentuk umum:
A(x)
B(x) < C(x)
D(x)
A(x),B(x), C(x), dan D(x) masing-masing polinom.
Catatan: Tanda < dapat juga berupa ≤ , > atau ≥
Contoh: x3+1
x2−2x+8
≥ 3x
x5+3x−4
Himpunan dari semua titik x ∈ R yang ’memenuhi’ pertaksamaan tersebut
disebut solusi.
Langkah-Langkah menentukan solusi pertaksamaan rasional:
(dijelaskan seiring dengan pencarian solusi dari x+1
2−x
≥ x
x+3)
1. Tentukan ’daerah definisi’ dari pertaksamaan tersebut
2. Tambahkan kedua ruas dengan −C(x)
D(x), shg. diperoleh bentuk P(x)
Q(x) < 0
3. Faktorkan P(x) dan Q(x) atas faktor-faktor ’linier’ & ’kuadrat definit’.
4. Gambarkan garis bil. real dan tandai akar-akar dari P(x) dan Q(x).
• • •
5. Pada setiap ’subinterval’ yang terbentuk, ambil satu buah titik dan
periksa tanda dari P(x)
Q(x)
+ • - • - • +
6. Simpulkan solusi dari pertaksamaan tersebut.
Diskusi: Perhatikan langkah kelima di atas. Untuk menentukan tanda
dari P(x)
Q(x) sepanjang suatu subinterval, mengapa cukup kita uji pada satu
titik saja ? Jelaskan !
Latihan: Tentukan solusi dari: 2 ≤ x2 −x < 6
Hati-Hati:
• Jangan mengalikan pertaksamaan dengan bilangan yang tidak diketahui tandanya
ilustrasi: 1
x−1 < 1.
• Sebaiknya, hindari mencoret faktor yang sama, ilustrasi: (x−3)3 (x+1)
(x−3)2
≤ 0.
Harga Mutlak
Misalkan x ∈ R. Harga mutlak dari x, ditulis |x| =
−x x≤ 0
x x>0
Contoh: |3| = 3, | − 4| = 4, |0| = 0.
Sifat2: Misalkan a dan b bilangan-bilangan real,
1. |ab| = |a| |b|
2. ab=|a||b|
3. |a + b| ≤ |a| + |b| ilustrasi |3 + (−4)| ≤ |3| + | − 4|.
4. |a − b| ≥ | |a| − |b| |
Latihan:
1. Tuliskan tanpa tanda mutlak: (a) |x − 4| (b) |x + 2| + |x + 3|
2. Tentukan solusi dari (a) |x − 3| = x − 3 (b) |x − 1| = 2.
Akar Kuadrat
Misalkan x ≥ 0. Akar kuadrat dari x, ditulis
√
x adalah bilangan real
non-negatif a sehingga a2 = x.
Ilustrasi: (a)
√
9 = 3, (b)
(−4)2 = 4.
Secara umum : Bila b ∈ R maka
√
b2 = |b|.
Warsoma Djohan & Wono Setya Budhi / MA-ITB / 2008
Pertaksamaan yang memuat nilai mutlak dan akar kuadrat
Sifat2 (buktikan/ilustrasikan !):
• |x| < a ⇐⇒ −a < x < a
• |x| > a ⇐⇒ x < −a atau x > a
Untuk mencari solusi pertaksamaan yang memuat nilai mutlak / akar
kuadrat, usahakan menghilangkan nilai mutlak / akar kuadratnya, lalu
diselesaikan sebagai pertaksamaan rasional.
Contoh2:
1. |x − 4| ≤ 1.5
2. |2x + 3| ≤ |x − 3|
3. Benarkah pernyataan berikut ? −1 ≤ x ≤ 3 =⇒ |x| < 1
4. Tentukan bilangan positif δ supaya pernyataan berikut benar:
(a) |x − 2| < δ =⇒ |5x − 10| < 1
(b) |x − 2| < δ =⇒ |6x − 18| < 24.
5.
√
x − 1 < 1
Soal-Soal Latihan Mandiri:
1. |2x − 7| < 3
2. |2x − 3| > 3
3. |x − 2| < 3 |x + 7|
4. |x − 2| + |x + 2| > 7
5. |x − 2| + |x + 2| < 3
6. |x + 1
x
| ≤ 2
7. 1 < |x − 2| < 3
8. |x − 3| + |x − 2| + |x + 1| < 7
9. |x − 3| + |x − 2| + |x + 1| < 2
10. |x − 3| + |x − 2| + |x + 1| > 8
11. Cari bil. δ postif supaya
a. |x−5| < δ =⇒ |3x−15| < 6
b. |x−4| < δ =⇒ |3x−15| < 6
12. Tunjukan
|x| ≤ 2 =⇒ |2x2 + 3x + 2
x2 + 2
| ≤ 8
Warsoma Djohan & Wono Setya Budhi / MA-ITB / 2008
Sistem Koordinat Kartesius / Persegi Panjang
Pelopor: Pierre de Fermat (1629) & Ren´e Descartes (1637)
Sumbu horizontal dinamakan sumbu-x (absis) dan sumbu vertikal dinamakan
sumbu-y (ordinat). Setiap pasangan terurut bilangan (a, b) dapat
digambarkan sebagai sebuah titik pada koordinat tersebut dan sebaliknya,
setiap titik pada bidang koordinat Kartesius berkorespondensi dengan satu
buah pasangan bilangan (a, b).
Jarak dua titik di bidang
Misalkan P(x1, y1) dan Q(x2, y2) dua buah titik pada bidang, jaraknya
adalah d(P,Q) =
(x2 − x1)2 + (y2 − y1)2
Warsoma Djohan & Wono Setya Budhi / MA-ITB / 2008
Garis Lurus
Bentuk umum: Ax + By + C = 0 dengan A,B, dan C konstanta.
Nilai A dan B tidak boleh nol secara bersamaan.
Grafik garis lurus ditentukan oleh dua titik (x1, y1) dan (x2, y2) yang
memenuhi persamaan tersebut.
Hal2 khusus:
• Bila A = 0, persamaan berbentuk y = −C
B , grafiknya sejajar sumbu-x.
• Bila B = 0, persamaan berbentuk x = −C
A , grafiknya sejajar sumbu-y.
• Bila A,B tak nol, Ax + By + C = 0 ⇐⇒ y = −A
B x − C
B.
Misalkan (x1, y1) dan (x2, y2) dua titik pada
garis tersebut. Kemiringan garis didefinisikan
sebagai m = y2−y1
x2−x1
Buktikan bahwa m = −A
B .
Persamaan garis lurus yang melalui dua titik (x1, y1) dan (x2, y2) :
y − y1
y2 − y1
=
x − x1
x2 − x1
Persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik (x1, y1) :
y − y1 = m(x − x1)
Misalkan garis 1 dan 2 dua buah garis dengan kemiringan m1 dan m2.
Kedua garis tersebut sejajar ⇐⇒ m1 = m2
Kedua garis tersebut saling tegak lurus ⇐⇒ m1 · m2 = −1 (mengapa?)
Mengenal Aljabar lebih Dalam
Mengenal Aljabar lebih Dalam
Matematika
merupakan suatu ilmu yang pasti semua orang temui ketika mereka duduk
dibangku sd, smp, sampai sma. Kalo masalah perguruan tinggi tergantung
jurusan yang diambil masing-masing. Nah, mau ga mau kita juga harus
mempelajari materi dalam matematika itu. Kali ini yang kita bahas yaitu
mengenai Ajabar. Apa itu Aljabar?
Aljabar merupakan salah satu cabang
matematika yang mempelajari penyederhanaan serta pemecahan masalah
menggunakan simbol yang menjadi pengganti konstanta atau variabel.
Unsur-Unsur Aljabar
1. Variabel, konstanta, faktor
Variabel/peubah adalah lambang pengganti
suatu bilangan yang nilainya belum diketahui dengan jelas, biasanya
dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, …, z.
Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar dan berupa bilangan serta tidak memuat variabel.
Jika terdapat suatu bilangan a dan dapat
diubah menjadi a=p.q dimana a, p, dan q bilangan bulat maka p dan q
disebut faktor-faktor dari a.
contoh : 7x+3y+8x-5y+6
variabel : x dan y
konstanta : 6
7x dapat diuraikan menjadi 7x=7x.1 atau 7x=7.x sehingga faktor dari7x yaitu 1, 7, x, 7x
2. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis
Suku merupakan variabel koefisien atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan dengan operasi jumlah atau selisih.
Suku-suku sejenis merupakan suku yang
memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama.
contoh : 5x dan -3x, 2a² dan a², y dan 6y
Suku-suku tak sejenis merupakan suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama.
contoh : 2x dan 3x², -7y dan -x²
Suku satu merupakan bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah dan selisih. contoh : 2x, 4y, …
Suku dua merupakan bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. contoh : 2x-4y, a²-5, …
Suku tiga merupakan bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih. contoh : 2x²+3×-1, 3x+4y-xy, …
Operasi Hitung Pada Aljabar
1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Operasi ini hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang sejenis.
2. Perkalian
Pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat distributif a(b+c)=ab+ac dan a(b-c)=ab-ac. Sifat ini juga berlaku untuk bentuk aljabar.
3. Perpangkatan
Dalam bilangan bulat
Operasi perpangkatan dapat diartikan sebagai perkalian berulang dengan
bilangan yang sama. Hal yang sama berlaku untuk aljabar, pada
perpangkatan aljabar koefisien tiap suku ditentukan menurut segitiga
pascal.
4. Pembagian
Hasil dari pembagian dua buah bentuk
aljabar diperoleh dengan terlebih dahulu menentukan faktor sekutu dari
masing-masing selanjutnya melakukan pembagian pada pembilang dan
penyebutnya.
5. Substitusi Pada Bentuk Aljabar
Nilai dari suatu bentuk aljabar dapat
diperoleh dengan mensubstitusikan sembarang bilangan pada variabel
bentuk aljabar tersebut.
6. KPK dan FPB Bentuk Aljabar
Dalam menentukan KPK dan FPB bentuk
aljabar dapat dilakukan dengan menyatakan bentuk-bentuk aljabar menjadi
perkalian faktor-faktor primanya.
Pecahan Bentuk Aljabar
1. Menyederhanakan Bentuk Pecahan Aljabar
Pecahan bentuk aljabar dikatakan
mempunyai bentuk paling sederhana apabila pembilang dan penyebutnya
tidak mempunyai faktor persekutuan kecuali 1 serta penyebutnya ≠0. Untuk
menyederhanakan pecahan bentuk aljabar dapat dilakukan dengan membagi
pembilang dan penyebutnya dengan FPB dari keduanya.
2. Operasi Hitung Pecahan Aljabar Dengan Penyebut Suku Tunggal
a. Penjumlahan
Penjumlahan dari pecahan aljabar
dilakukan dengan cara yang sama seperti halnya pecahan biasa, yaitu
dengan menyamakan penyebut dari pecahan dengan cara mencari KPK nya
kemudian baru dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut.
b. Perkalian dan Pembagian
Perkalian dari pecahan aljabar tidak jauh berbeda dengan perkalian pecahan biasa. Perhatikan contoh berikut :
c. Perpangkatan Pecahan Bentuk Aljabar
Perpangakatan merupakan perkalian
berulang dengan bilangan yang sama, hal tersebut juga berlaku dengan
perpangkatan bentuk aljabar.
Itulah sedikit ulasan tentang Aljabar,
semoga dapat membantu dalam pemahaman mengenai materi alajabar. Untuk
materi lebih lanjut akan saya berikan pada artikel berikutnya.
Definisi dan Pengertian Limit
1. Definisi dan Pengertian Limit
Sebuah fungsi f(x) mempunyai
jika dan hanya jika untuk sembarang bilangan real
maka terdapat bilangan real
sedemikian hingga memenuhi:
maka
Pada kasus seperti di atas dikatakan limit
untuk x mendekati 1 adalah 3, ditulis:
.
2. Limit Fungsi
artinya nilai x mendekati nilai a (tetapi x ≠ a) maka f(x) mendekati nilai L.
2.2. Menentukan Nilai dari Suatu
atau
:
Untuk menghitung nilai limit fungsi trigonometri digunakan rumus-rumus berikut:
Suatu fungsi kontinu di x = a jika:
1.1. Definisi Limit
Berikut adalah definisi limit menurut Austin Louis Cauchy:Sebuah fungsi f(x) mempunyai
1.2. Pengertian Limit
Supaya lebih memahami pengertian limit, berikut disajikan contoh:
Perhatikan fungsi aljabar
.
Agar fungsi f(x) terdefinisi, nilai x dibatasi yaitu x ≠ 1. Jika batas
nilai x tersebut didekati, akan diperoleh hasil bahwa nilai fungsi
mendekati 3 seperti terlihat pada tabel berikut:
x
|
0,99
|
0,999
|
0,9999
|
0,99999
|
…
|
1
|
…
|
1,00001
|
1,0001
|
1,001
|
|
2,9701
|
2,997001
|
2997
|
2,99997
|
…
|
-
|
…
|
3,00003
|
3,0003
|
3,003001
|
2. Limit Fungsi
2.1. Sifat-Sifat Teorema Limit Fungsi
-
-
-
-
- Jika
dan
maka:
-
-
-
, untuk
- Jika
maka:
untuk L ≠ 0
-
2.2. Menentukan Nilai dari Suatu ![clip_image002[48] clip_image002[48]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsf2gmrtyFuRguM7o5Uk7YEoLNGR_jumrloXAQOe3Cj64yIqgol4z48SNcpHmhorooD8CVF8ZZLLCeMP_hx66cVfi827YuE3ixOa6k4q67pFxKg8Ah8PbREkya8wHS_pRW9L5NIJ8uU2U/?imgmax=800)
- Jika f(a) = k maka
- Jika
maka
- Jika
maka
- Jika
atau bentuk tertentu
maka sederhanakan bentuk f(x) sehingga diperoleh bentuk f(a) seperti (1), (2), dan (3).
2.3. Limit Fungsi Tak Terhingga
-
-
Jika pangkat tertinggi f(x) sama dengan pangkat tertinggi g(x)
-
Jika pangkat tertinggi f(x) lebih kecil dari pangkat tertinggi g(x)
-
Jika pangkat tertinggi f(x) lebih besar dari pangkat tertinggi g(x)
3.1. Limit Fungsi Aljabar Berhingga
- Jika f(a)=C, maka nilai
- Jika
, maka nilai
- Jika
, maka nilai
disederhanakan dulu menjadi bentuk 1, 2, atau 3
3.2. Limit Fungsi Aljabar Tak Terhingga
Menentukan nilai- Jika n = m maka
- Jika n > m maka
- Jka n < m maka
Untuk menghitung nilai limit fungsi trigonometri digunakan rumus-rumus berikut:
- cos x diubah menjadi
diubah menjadi
Suatu fungsi kontinu di x = a jika:
- f(a) real
Langganan:
Postingan (Atom)